FLAT 202
oneshot [ after story ]
Cafuné
(n.) running your fingers through the hair of someone you love.
Penglihatannya kabur. Bukan, bukan hanya kabur. Bahkan kini segala hal yang Taehyung lihat berkali-kali lipat lebih banyak dibanding jumlah yang seharusnya. Contohnya: susu pisang yang sedang berjalan terburu-buru ke arahnya kini berjumlah sebanyak dua.
Taehyung tidak tahu apakah ini sebuah musibah atau anugerah. Melihat satu orang Jungkook saja sudah membuat Taehyung deg-degan bukan main dan tergila-gila karena wajah tampan pacarnya itu. Apalagi kini Taehyung harus melihat ada dua Jungkook?
“Susu pisang! Hii, kok kamu ada dua?” Taehyung meracau.
Jungkook menaruh segala tentengan berisikan belanjaan Bae ahjumma ke atas meja, lalu dia berjongkok di depan sofa tempat Taehyung duduk.
Kedua tangannya menangkup pipi pacarnya lembut. Dia bertahan dengan posisi itu selama beberapa saat, sembari menikmati pemandangan indah di hadapannya. Wajah Taehyung yang lucu dan menggemaskan. Hidung, pipi dan telinga pria manis itu merah seperti tomat, matanya sedikit menyipit ketika menatap Jungkook, lalu bibirnya dikerucutkan.
Tuhan, tolong tahan Jungkook untuk tidak mengecupi pacarnya di hadapan orang-orang. Karena kini mereka masih berada di flat milik Bae ahjumma.
“Hei, siapa yang memperbolekan kamu minum minuman beralkohol, hum?” tanya Jungkook. Tangan kanannya mengusap rambut Taehyung yang sedikit basah karena keringat, lalu dia rapihkan kembali rambut pacarnya.
Taehyung menggelengkan kepalanya dengan tempo acak, khawatir kalau anak itu akan mematahkan lehernya karena tindakannya itu. Lalu dia diam sebentar sambil memandang Jungkook. Kelopak matanya yang menyipit kini dia buka secara paksa, hingga kini mata anak itu membulat.
“A-aku tidak minum minuman beralkohol? Hik,” Taehyung diam sebentar, karena terpaksa diinterupsi oleh acara cegukannya itu. Lalu anak itu kembali berkata, “Tapi, kenapa susu pisangku ada dua, ya?”
Lalu kepala anak itu dimiringkan ke kanan dan ke kiri, seakan-akan hal itu dapat berpengaruh pada penglihatannya yang aneh saat ini. Padahal itu tidak berpengaruh sama sekali pada penglihatanmu Taehyung-ah. Tahu tidak berpengaruh pada apa?
Kesehatan jantung pacarmu yang kini sedang diam terpaku menatapmu. Si susu pisang jumbo alias Jeon Jungkook, dia hanya bisa diam memandangimu dan mengangguk-angguk kecil saat kamu berbicara tadi.
Kedua tangan Jungkook masih menangkup pipi Taehyung, membiarkan bibir pacarnya mengerucut lucu dan pipi gembilnya memenuhi telapak tangannya. Kegiatan menyenangkan itu membuat waktu yang berputar di sekeliling mereka berhenti. Orang-orang di dalam ruangan itu seakan lenyap, kini hanya menyisakan mereka berdua saja. Mereka berdua yang saling menatap mata satu sama lain dan menikmati kegiatan sederhana itu.
“Su-susu pisang, kenapa matamu ada tiga?” tanya Taehyung, memecah keheningan di sela-sela kegiatan tatap-tatapan mereka tadi.
Sudut bibir sebelah kiri Jungkook sedikit terangkat. Sedikit sekali, begitu samar sehingga Taehyung yang sedang mabuk itu tidak akan sadar bahwa pacarnya sedang tersenyum gemas karena tingkah lakunya.
“Sst—, kamu nakal sekali malam ini. Ayo kita kembali ke flat kita. Sebelum kamu menghancurkan flat Bae ahjumma malam ini.” Kata Jungkook
Bohong, susu pisang berbohong~
Bukan Taehyung yang akan menghancurkan flat Bae ahjumma yang membuatnya khawatir. Tapi Jungkook khawatir dirinya tidak bisa menahan rasa gemasnya pada Taehyung. Harusnya Taehyung yang mabuk untuk pertama kalinya membuat Jungkook pusing setengah mati, tapi dia malah sedang kegemasan saat ini.
“Susu pisang, kamu ada dua! Kenapa susu pisangku ada dua? Sejak kapan susu pisangku menjadi amoeba? K-kok kamu bisa membelah diri?”
Jungkook melepas tangkupannya dari pipi Taehyung. Lalu dia mengambil tentengan belanjaan yang tadi digelatakkan di meja, kemudian diberikan pada Bae ahjumma yang sudah sibuk di dapur.
Kini jam baru menunjukkan pukul 8.15 malam, di mana seharusnya mereka sedang membantu Bae ahjumma menyiapkan makan malam hari ini. Harusnya hari ini menjadi makan malam yang istimewa, karena mereka akan merayakan kelulusan Jimin dan proyek besar yang belum lama diterima oleh Yoongi. Makanya, tadi Jimin mampir sebentar untuk menaruh beberapa soju sebelum akhirnya dia pergi lagi untuk menjemput Yoongi.
“Ahjumma, sepertinya aku dan Taetae tidak bisa bergabung malam ini. Bagaimana, ya?”
Bae ahjumma malah tertawa, karena beliau melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana keadaan Taehyung tadi.
“Oh, ya sudah. Kalian kembali saja ke flat kalian. Nanti biar Jinyoungie dan Jihoonie yang mengantarkan makanan. Nanti ahjumma juga akan menjelaskan pada Jimin dan Yoongi apa yang terjadi.”
Jungkook bisa bernapas lega. Ditundukkan badannya berulang kali menghadap Bae ahjumma, sebelum akhirnya berterima kasih dan pamit membawa Taehyung untuk kembali ke flat 202.
Saat kembali ke arah ruang tengah, Jungkook melihat Taehyung sedang sibuk menunjuk-nunjuk udara dengan jari telunjuknya. Menghitung berapa banyak figura yang terpajang pada dinding flat Bae ahjumma.
“Ih, ada aku dan susu pisang di dinding Bae ahjumma.”
Jungkook langsung berjongkok membelakangi tempat Taehyung berdiri. Punggungnya dia tepuk-tepuk, memberi isyarat Taehyung untuk naik ke atas sana.
Senyuman Taehyung mengembang. Dia langsung melompat naik ke atas punggung pacarnya dengan senang hati. Penglihatannya masih kabur, tapi paham betul maksud dari Jungkook. Karena punggung Jungkook itu tempat ternyaman nomor tiga untuk tidur setelah kasur dan sofa. Tangannya langsung dikalungkan ke leher Jungkook, lalu dagunya bertumpu dengan nyaman pada pundak kiri Jungkook.
“Pegangan yang erat, mengerti?” perintah Jungkook.
Taehyung mengangguk, kemudian menyembunyikan wajahnya pada leher Jungkook. Membuat Jungkook sedikit menggeliat karena geli. Namun setelah itu dia kembali jalan dengan tegap, normal, seperti barusan tidak terjadi apa-apa.
Angin malam musim semi langsung menyapa kulit mereka, begitu kaki Jungkook berhasil melangkah keluar dari flat bernomor 102. Namun rasa dinginnya tidak begitu terasa, karena tersamarkan oleh rasa hangat yang tersalurkan melalui posisi mereka saat ini.
Taehyung sesekali menggerak-gerakkan kedua kakinya, membuat Jungkook agak kesulitan saat menggendong anak itu menaiki anak tangga. Duh, memang nakal sekali pacar lucunya ini.
“Sayang, kalau kamu gerak-gerak terus begitu nanti kita berdua bisa jatuh. Diam dulu, okay?”
“Susu pisaang, kenapa kita kembali ke flat? kan malam ini mau merayakan kelulusan Chim dan proyek Yoongi hyung?” tanya Taehyung
Anak itu tidak sadar kalau alasan mereka berdua harus melewatkan malam istimewa ini ya karena dirinya. Dari 365 hari dalam setahun, kurang lebih 30 hari dalam sebulan dan 7 hari dalam seminggu, Taehyung memilih hari ini untuk melaksanakan mabuk perdananya.
“Salah siapa yang malah mabuk?” jawab Jungkook
“Aku tidak mabuk!”
Jungkook hanya bergumam asal untuk menanggapi perkataan Taehyung.
Langkahnya berhenti ketika sampai di depan pintu bertuliskan 202 di hadapannya. Tangan kirinya sibuk membenarkan posisi Taehyung dan menahan bobot pacarnya dalam gendongannya itu. Kemudian jari-jari di tangan kanannya sibuk menekan pin akses flat mereka berdua.
Ya, berdua. Kini flat bernomor 202 itu adalah tempat tinggal mereka berdua. Kini sudah milik berdua. Rumah mereka berdua.
Saat pintu flat terbuka, Yeontan langsung berlari kecil menghampiri kedua orangtuanya. Gonggongan yang tadinya kencang, tiba-tiba saja berhenti begitu melihat sang Appa terpejam dengan nyaman di gendongan Daddy-nya. Seakan-akan anak bulu itu bisa dengan cermat membaca situasi yang terjadi.
Jungkook langsung berjalan ke dalam kamar mereka berdua, lalu menurunkan Taehyung dengan hati-hati ke atas kasur. Dia duduk di tepian kasur, dekat dengan posisi kaki Taehyung berada. Lalu dilepaslah sandal lucu yang masih terpasang pada kaki pacarnya. Dia taruh sandal itu ke lantai, di sisi pojok dekat dengan nakas mereka.
Jungkook hendak beranjak dari kasur, ingin mengambil pakaian tidur untuk dirinya dan juga Taehyung. Namun tangannya tiba-tiba saja ditarik oleh pria manis itu. Matanya masih terpejam, namun tangannya cukup kuat menahan tangan Jungkook.
“Susu pisang, jangan ke mana-mana. Sini bobo di sampingku.”
Tangan Taehyung kembali menarik-narik pacarnya untuk berbaring di sampingnya.
Jungkook menurut. Dia merangkak untuk pindah ke bagian kasur yang kosong. Di sisi kanan ranjang, itu memang sisi bagiannya dan Taehyung selalu menempati sisi kiri. Meski kadang Taehyung akan mendominasi kasur mereka dan dempet-dempet ke arah Jungkook ketika sudah tidur nanti.
Ujungnya apa?
Susu pisang akan mendapatkan sedikit ruang karena Taetae sudah berguling ke sisinya. Membiarkan sisi kiri kasur sedikit kosong dan menempel, membuat susu pisangnya semakin terpojok ke pinggiran kasur.
Tapi apa Jungkook keberatan? tentu tidak, dong!
Jungkook menghadapkan tubuhnya ke arah Taehyung. Tangannya masih memegang tangan Jungkook, mata anak itu juga masih terpejam. Namun mereka diam dalam kenyamanan ini selama beberapa waktu. Membiarkan keheningan yang menyelimuti ruang kamar mereka yang gelap tanpa pencahayaan sediki pun. Membiarkan suara detak jam dinding yang menemani mereka.
Lalu mata Taehyung sedikit terbuka.
Dia kedipkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya pandangannya bisa fokus menatap wajah tampan Jungkook. Wajah tampan prianya yang sedang menatap matanya lekat.
“Sudah sadar, hm?” tanya Jungkook
Tangannya yang tadi dipegang oleh Taehyung kini berbalik menggenggam tangan pacarnya. Dia elus dengan lemput punggung tangan Taehyung dengan ibu jarinya. Lalu satu tangannya dia selipkan dan dibiarkan menjadi bantal untuk kepala Taehyung.
“Kepalaku pusing. Padahal tadi aku hanya minum jus stroberi dan semangka.”
Haduh, masih saja anak ini bertingkah menggemaskan. Apa sengaja ingin membuat Jungkook terkena serangan jantung karena dibuat terus-terusan gemas dan jantungnya tidak berhenti berdebar kencang sekali?
“Pejamkan matamu saja kalau pusing.” jawab Jungkook
Namun Taehyung menggeleng. Anak itu menolak untuk menuruti perkataan Jungkook. Karena matanya sudah terkunci, masuk ke dalam pesona susu pisang kesayangannya itu. Ekspresi datarnya yang tidak pernah gagal untuk membuat Taehyung semakin jatuh, masuk semakin dalam oleh pesona Jeon Jungkook yang unik. Tatapan datarnya tidak pernah terasa menyeramkan untuk Taehyung, malah selalu membuat anak itu berdebar kesenangan.
“Tidak mau, mau memandangi susu pisangku saja. Lebih asik dibanding harus tidur.”
“Dasar anak nakal. Jangan pernah mabuk lagi, karena kamu begitu menggemaskan ketika mabuk. Apalagi di depan orang lain.”
Taehyung kini dapat tertawa dan mengerti perkataan Jungkook sepenuhnya. Kepalanya sudah tidak sepusing sebelumnya dan pandangannya sudah tiak kabur. Kini susu pisangnya hanya ada satu dan bermata dua, bukan lagi amoeba yang membelah diri menjadi dua dan bermata tiga.
“Susu pisang, aku tidak mabuk tahu! Tadi ada gempa setelah aku minum jus stroberi dan semangka, jadinya aku sedikit pusing.” jawab Taehyung, kukuh dengan jawaban yang sama.
Satu detik,
Tiga detik,
Lima detik,
Jungkook menatap mata anak itu lekat-lekat. Mengunci bola mata serta pergerakan Taehyung. Membuat anak itu lupa kalau otak dan syaraf di tubuhnya masih berfungsi dengan normal. Namun tatapan Jungkook seolah memerintahkan dia untuk lumpuh sementara waktu. Taehyung hanya bisa diam, tetap diam meski dia tahu kalau wajah pacarnya kini sudah semakin mendekat ke arah wajahnya.
Hingga akhirnya kecupan manis itu mendarat di bibir tebal milik Taehyung.
Kecupan manis dan susu pisangnya yang manis. Kemudian disusul dengan lumatan lembut pada bibir bawah Taehyung, membuat anak itu memejamkan matanya. Lalu tangan kanan Jungkook mendorong tengkuk leher Taehyung dengan lembut, agar memperdalam ciuman mereka.
Kemudian jari jemari Jungkook naik untuk mengusap bagian kepala Taehyung, membiarkan rambut Taehyung menyelip masuk ke sela-sela jarinya.
Bahagia. Kini hanya bahagia yang menjadi teman setia Taehyung. Tidak ada luka, tidak ada lagi dendam, tidak ada lagi kesedihan.
“Aku sayang kamu, bayi beruang rewel.” kata Jungkook, begitu tautan dan lumatan pada bibir mereka selesai.
Taehyung tersenyum dan mengangguk. Dia tahu sekali, sangat amat tahu kalau susu pisangnya itu begitu menyayanginya. “Aku juga sayang kamu, susu pisang jelek!”
Hallo!
Selamat menebus rindu dengan susu pisang dan Taetae ya, manteman!
Semoga aku bisa sering-sering bikin Oneshot atau spin off dari mereka yaaaa~
All the Love, Bae.