”Taehyung, kenapa alisnya mengerut?”
Jungkook sedang mempraktikkan apa yang sudah Taehyung ajarkan, namun karena pria manis di hadapannya itu terus-menerus terlihat seperti orang yang sedang bingung, jadinya Jungkook tidak bisa fokus sama sekali. Kalau tidak menghela napas yang kelewat berat, Taehyung akan mengerutkan alisnya seakan-akan sedang berpikir keras tentang suatu hal. Itu semua sangat mengganggu, karena Jungkook tidak tahu apa yang ada di dalam kepala Taehyung.
Semenjak resmi diberhentikan sementara dari khayangan dan harus turun ke bumi, segala kekuatan yang Jungkook miliki seakan lenyap. Jungkook kini tidak bisa melakukan apapun selain bernapas dan minta makan-makanan gratis, juga tempat tinggal yang nyaman pada Taehyung. Tapi Taehyung tidak secara cuma-cuma memberi Jungkook makan dan tempat tinggal, harus ada harga yang Jungkook bayar, yaitu jadi asisten toko bunga milik Taehyung.
Oh, Jungkook sih senang bukan main. Selain dia bisa mendapatkan tempat tinggal dan makanan gratis setiap harinya, dirinya juga bisa puas mengagumi wajah indah Taehyung dari dekat. Nikmat mana lagi coba yang Jungkook dustai?
Jadi ingat respon dirinya dua hari lalu saat Taehyung menanyai Jungkook soal tempat tinggal dan uang, “aku tidak punya.”, alih-alih mencurigai Jungkook sebagai imigran gelap, Taehyung justru merasa iba padanya. Sore yang lembab akibat turun hujan sepanjang hari itu pertama kalinya Jungkook memasuki toko bunga milik Taehyung. Untuk pertama kalinya sebagai manusia, bukan lagi sebagai dewa cinta nakal yang sering merecoki hubungannya dengan Jimin.
“Ah, apa aku mengganggumu? Maaf, pikiranku lagi ga beres sejak tadi pagi.” Kata Taehyung
Ia meletakkan ponsel yang dari tadi mengambil penuh perhatiannya, bahkan bisa membuat Taehyung menghela napas dan mengerutkan kening berkali-kali. Jungkook yakin ada sesuatu yang mengganggu di dalam sana, namun dirinya tetap berpura-pura tidak ikut campur—atau lebih tepatnya sudah tidak bisa ikut campur.
“Engga apa-apa, napas kamu terdengar berat. Lagi ada masalah?” Tanya Jungkook, sesekali matanta melirik ke arah Taehyung, lalu pura-pura fokus lagi untuk merangkai bunganya, “ah, aku lancang ya? Hehe, maaf.” Tambah Jungkook buru-buru, setelah merasa pertanyaannya terlalu lancang
“Hahaha, gapapa, cuma ada hal yang sedikit ganggu pikiranku aja. Tapi paling nanti juga aku lupa.”
Jungkook hanya menanggapinya dengan gumaman kecil dan melanjutkan aktifitas merangkai bunganya.
*
Berada di dekat Taehyung terkadang membuat Jungkook lupa akan siapa itu dirinya. Lupa akan kenyataan kalau mereka itu berbeda, lupa akan kenyataan kalau Taehyung tidak akan bisa mencintai dirinya.
Dewa cinta yang diturunkan dari khayangan, karena teralu sering ikut campur perihal hubungan manusia. Terlebih lagi hubungan Taehyung dan Jimin, bagaimana ya tanggapan Taehyung kalau dia sampai tau mengenai hal ini?
Apa Taehyung akan membenci Jungkook karena sudah terlalu mencampuri hubungannya dengan mantan pacarnya?
Apa Taehyung akan berterima kasih karena Jungkook sudah memperlihatkan kenyataan yang terjadi? Ya, walaupun semua itu terasa menyakitkan untuk Taehyung.
Atau Taehyung malah akan bersikap tidak peduli?
“Jungkook, hei.. Jungkook..? Ini cokelatmu akan dingin kalau ga segera diminum.”
“Ah, iya.”
“Aku boleh bertanya sesuatu?”
Jungkook sedikit melirik Taehyung, sebelum akhirnya menjawab, “boleh, mau bertanya apa?”
“Kenapa kamu selalu menatapku begitu? Kenapa kamu tersenyum kecil setiap menatapku, namun matamu terlihat begitu sedih?”
Jungkook menundukkan kepalanya, lalu menyeruput minuman cokelatnya yang sudah tidak terlalu hangat. Ternyata dirinya terlalu jelas, ya?
“Karena kamu mengingatkanku akan seseorang.” seseorang yang tidak bisa aku miliki
“Ah, begitu.”
Baik Jungkook ataupun Taehyung, tidak ada yang berniat untuk membahasnya lebih lanjut lagi.
“Kalau aku boleh bertanya juga padamu tidak?” Tanya Jungkook
“Boleeh, apa yang ingin kamu tanyakan tuan Jungkook? Hahaha.”
“Kenapa kamu bersikap santai dan tidak takut padaku? Bahkan kamu mengizinkan aku tinggal dan bekerja di toko bungamu.”
“Hmm, apa aku harus takut padamu? Haha. Aku kok ga merasa takut, ya? Aku juga bingung. Tapi sepertinya kamu bukan orang jahat—tidak, aku yakin kamu bukan orang jahat. Kamu terlihat bingung dan seperti tidak memiliki siapapun atau tempat tujuan waktu pertama kali aku melihatmu, kamu mengingatkanku akan diriku.” Jawab Taehyung tenang, seakan-akan ia sudah mempersiapkan jawaban itu kalau Jungkook bertanya padanya, “ah, kamu juga boleh bersikap santai padaku. Jangan terlalu kaku, anggap saja aku temanmu.” Tambah Taehyung
Taehyung mengatakan itu semua dengan senyuman lebarnta yang terasa hangat dan menyenangkan. Membuat Jungkook semakin terbuai akan kenyataan palsu yang sedang ia jalani. Entah sampai kapan dirinya bisa bertahan seperti ini, entah sampai kapan hukuman yang diberikan oleh khayangan itu justru malah menjadi hal terindah dalam hidupnya, entah sampai kapan.