Tacenda – 77.

. . .

I'm half a heart without you.

Satu ketukan, dua ketukan, tiga ketukan, dan Taehyung masih juga tidak sadar dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Rekan satu timnya di kantor hanya dapat menghela napasnya pelan. Taehyung sudah bersikap seperti ini selama beberapa waktu.

Waktu berputar, detik berjalan dan Taehyung merasa semuanya membeku. Harinya, waktunya, dunianya berhenti berputar. Karena segalanya terasa kian berat setiap harinya.

Fokusnya hilang, pikirannya penuh dengan hal yang tidak Taehyung pahami dan rasanya hanya... sunyi. Taehyung tidak tahu kenapa dia hal ini dapat terjadi pada dirinya, meski seharusnya jawabannya sudah jelas. Semua karena hubungan rumitnya dengan Jungkook.

“Kak, kak Taehyung?” Yeri kembali memanggil Taehyung, dengan penuh kesabaran.

Untungnya, kali ini pria itu dapat tertarik kembali ke dunia nyata. Setelah sesaat tersesat dalam pikirannya sendiri itu. “Eh, sorry, kenapa ya?”

Yeri tersenyum, mencoba memaklumi. Karena dirinya juga tidak mungkin memaki senior satu divisinya itu, kan? Yeri masih mengerti apa itu sopan santun di dunia kerja.

“Mau izin balik kak, yang lain juga udah pada balik duluan. Kakak engga pulang?” izin Yeri, sekaligus basa-basi pada Taehyung.

Taehyung mengangguk paham, lalu tersenyum simpul. “Balik aja duluan, Yer. Gue masih harus baca revisian konsep buat iklan di PGF kemarin, mungkin agak maleman. Hehehe.” jawab Taehyung. Lalu, tangannya mengambil map plastik bening berisikan dokumen yang bersangkutan itu.

“Kalau gitu, gue izin duluan ya kak? Jangan kemaleman, ini akhir tahun loh.”

Taehyung hanya mengangguk. Membiarkan Yeri, teman kantornya terakhir yang kini sudah berjalan meninggalkan ruangan mereka. Kini, hanya tersisa Taehyung seorang diri. Menatap sendu ke sisi luar jendela, pemandangan langit gelap kota Jakarta yang dihiasi oleh cahaya dari gedung-gedung tinggi di sekitar kantornya.

Malam ini harusnya Taehyung bahagia, harusnya memang begitu. Namun, dirinya hanya merasakan kekosongan yang menyebalkan.