FLAT 202 | SLICE. warning: susu pisang dan Taetae sedikit nakal di akhir!
Hugging is a silent way of saying ’you matter to me’.
. .
Jungkook panik setengah mati begitu menyadari tidak adanya eksistensi Kim Taehyung di lokasi pemotretan. Padahal beberapa saat yang lalu pria manisnya itu masih lompat-lompat kegirangan di sisi pojok ruangan, matanya besarnya tidak berhenti memandang ke arah tempat di mana Jungkook berada. Setiap kali Jungkook mencuri kesempatan untuk melirik ke tempat Taehyung, pacar lucunya itu akan melambai-melambaikan tangannya. Kalau sudah begitu, senyuman kecil pada bibir Jungkook sangat mustahil untuk bisa disembunyikan.
Beberapa set lampu, crew lain yang berlalu lalang dan juga seorang model wanita bertubuh ramping dan berkaki jenjang sempat menghalangi Jungkook untuk bisa melihat ke arah tempat pacarnya menunggu. Saat sebelum memulai pemotretan, Jungkook meminta pacarnya itu untuk menunggu di sisi pojok ruangan bersama dua anak minor yang kinisudah tidak berusia minor lagi—Jinyoung dan Jihoon. Namun tiba-tiba ketiga orang itu menghilang entah ke mana. Begitu pemotretan selesai, Jungkook buru-buru izin untuk pergi pada crew yang lainnya. Bahkan diskusi pemilihan foto bersama sang model dia lakukan dengan begitu singkat.
Kaki Jungkook berlari kecil, menyusuri jalanan Itaewon yang ramai oleh pejalan kaki pada sore menjelang malam itu. Jungkook menghubungi nomor pacarnya, namun tidak aktif sama sekali. Menghubungi nomor Jinyoung dan Jihoon juga tidak ada jawaban. Mereka itu kenapa tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar terlebih dahulu, sih. kan Jungkook panik bukan main.
Tak lama ponsel Jungkook bergetar. Sebuah pesan singkat dari Jinyoung itu langsung buru-buru Jungkook baca.
Anak minor nomor 2.
Susu pisang hyung, kami sudah pulang duluan ke flat. Tadi Taetae hyung merajuk.
Astaga, kenapa pacar lucunya tiba-tiba merajuk? . . .
. . .
Saat tiba di lantai dua gedung flat, Jungkook langsung buru-buru menekan pin akses masuk ke dalam flat bernomor 202. Namun anehnya permintaan masuk selalu gagal. Pintu dikunci dari dalam membuat Jungkook tertahan dan tidak diizinkan untuk masuk. Kok bisa, ya? Padahal Jungkook yakin kalau pin aksesnya sudah benar.
Akhirnya dia putuskan untuk mengirim pesan ke pada pria manisnya itu. Bertanya apakah pintu flat sengaja dikunci dari dalam dan Jungkook tidak diperbolehkan masuk. Tak lama ada sebuah pesan balasan dari Taehyung yang membuat Jungkook kaget selama beberapa saat.
Tidak, aku tidak mau bertemu susu pisang dulu, begitu kata Taehyung.
Lalu jungkook kembali menanyakan penyebab pacarnya itu tidak ingin menemui Jungkook. Setelahnya, jawaban jujur dan menggemaskan Taehyung berhasil membuat Jungkook ketar-ketir menahan debaran di jantungnya. Hanya seorang Kim Taehyung yang mampu membuat irama debaran jantung Jungkook bekerja tidak normal, bahkan setelah berpacaran lebih dari tiga tahun lamanya.
Sebal. Tidak suka melihat susu pisang tadi dekat-dekat dengan nuna cantik.
Kata Jinyoungie nuna tadi suka dengan susu pisang. Aku tidak suka, aku sebal.
Selama ini Taehyung tidak pernah menunjukan sisi cemburunya yang ternyata begitu menggemaskan seperti ini. Jungkook bahkan sering kali dibuat bingung. Pacarnya ini sebenarnya pernah cemburu atau tidak pada dirinya?
Ya, susu pisang..., bagaimana Taetae ingin cemburu kalau kamu saja tidak memiliki waktu untuk sekadar menoleh ke arah lain. Pandangan matamu itu hanya tertuju pada satu orang. Matamu hanya ingin memandangi dan mengagumi keindahan Kim Taehyung. Perhatianmu sepenuhnya hanya ditujukan untuk Taehyung. Bahkan kamu lebih memiliki banyak waktu untuk mengagumi dan memanjakan pacar lucumu dibanding dirimu sendiri. Apa mungkin Taehyung sempat menyicipi yang namanya perasaan cemburu?
Tentu tidak~
Aduh, Jungkook ingin segera menarik tubuh Taehyung untuk masuk ke dalam pelukannya. Ingin segera menghujani wajah lucu pacarnya dengan banyak ciuman.
Jadi begitu pintu di hadapannya itu terbuka, Jungkook langsung mengambil langkah besar ke arah tempat di mana Taehyung berdiri.
Jungkook lihat kalau pacar lucunya sudah mengenakan piyama satin berwarna biru. Sandal lucu rumahannya juga sudah melindungi kedua kaki Taehyung dari dinginnya lantai. Kemudian dia tarik badan pacarnya dengan lembut dan masuk ke dalam pelukannya.
Jungkook mendekap Taehyung tubuh Taehyung dengan erat, namun tidak sampai membuat anak itu sesak dan tidak nyaman. Puncak kepala Taehyung sudah habis dikecupi oleh Jungkook, namun Taehyung menyukainya. Taehyung selalu suka segala sentuhan lembut Jungkook itu pada dirinya. Kedua tangan Taehyung melingkari leher Jungkook. Dijauhkan sedikit badannya, agar memberi jarak dan dapat leluasa memandangi wajah pacarnya.
“Taetae sayang, jangan menghilang tiba-tiba seperti tadi lagi. Aku khawatir tahu. Aku sampai berlari keliling Itaewon, menyusuri gang-gang dan kafe di sekitar lokasi tadi.”
Bibir Taehyung mengerucut dan membuat sedikit lengkungan ke arah bawah. Mata besarnya menatap Jungkook dengan penuh rasa bersalah.
“Maafkan aku ya, susu pisang? Tadi aku keburu sebal, sampai tidak memikirkan kalau susu pisang pasti akan khawatir.”
Jungkook mengangguk kecil, salah satu sudut bibirnya terangkat sedikit. “Sudah aku maafkan, asal sayangku juga memaafkanku.” jawab Jungkook.
“Aku tidak marah ke susu pisaaang. Sudah tidak sebal, soalnya sudah dipeluk. Tapi, tapi, tapi, banyak ciumannya belum diberikan oleh susu pisang.”
Jungkook tertawa kecil mendengar perkataan pacarnya. Dia angkat tubuh Taehyung dengan tiba-tiba, membuat pacarnya itu sedikit terlonjak kaget. Kemudian Jungkook menggendong Taehyung hingga memasuki kamar mereka. Namun kedua pasang mata mereka tidak berhenti menatap satu sama lain, tanpa mempedulikan posisi mereka saat ini. Taehyung tersenyum malu-malu, kemudian menyembunyikan wajahnya di leher Jungkook.
Tubuh Taehyung diletakkan ke atas kasur dengan hati-hati sekali, sekan-akan tubuhnya adalah sebuah permen kapas yang rapuh. Jungkook menyusul naik ke atas kasur, kemudian mengkungkung tubuh Taehyung dan menyisahkan jarak tipis di antara mereka.
Dekat sekali, sampai-sampai mereka berdua bisa mendengar deru napas satu sama lain. Mungkin sebentar lagi keduanya bisa saling mendengar suara detak jantung mereka yang sedang beradu balap di dalam sana. Taehyung deg-degan sekali, tapi menyukai alasan dibalik rasa deg-degannya tersebut.
Wajah Jungkook membelakangi cahaya lampu kamar di langit-langit atap kamar mereka, namun Taehyung tetap bisa melihat wajah pacarnya dengan jelas. Ekspresi wajah Jungkook yang melembut setiap kali menatap mata Taehyung dengan penuh kasih sayang. Tatapan mata Jungkook yang selalu mengingatkan diri Taehyung kalau dia begitu disayang. Mengingatkan Taehyung kalau ada seseorang yang begitu menganggap dirinya istimewa.
Kamu memang istimewa Taehyung-ah.
“Susu pisang, cepaaat. Ayo beri ciuman untukku yang banyak!”
Taehyung bersuara, setelah membiarkan dirinya dan Jungkook diam dan larut dalam tatapan satu sama lain.
“Panggil aku sayang dulu, baru akan aku beri ciuman.”
“Tadi kan perjanjiannya tidak begituuu.” Taehyung protes.
Jungkook tertawa kecil, kemudian menggelinding ke sisi kasur miliknya di sebelah kanan. Posisinya kini sudah berada di sebelah Taehyung, menghadap ke arahnya dan memeluk pinggang pria manis itu.
Tanpa abaa-aba, tanpa adanya pemberitahuan, Jungkook sudah mendekatkan wajahnya dengan wajah Taehyung. Dia kecupi bibir tebal Taehyung yang sudah dilapisi oleh lipbalm rasa stroberi. Kemudian kecupan itu berganti menjadi sebuah lumatan, disusul oleh ciuman yang semakin dalam. Membuat Taehyung mengikuti apa yang Jungkook lakukan. Pria manis itu membalas lumatan pada bibir bawah dan bibir atas Jungkook secara gantian. Kedua tangan Taehyung melingkar, memeluk tubuh Jungkook dengan erat.
Mereka terlalu larut dalam buaian bibir masing-masing yang begitu candu, sampai-sampai hampir lupa mengambil napas. Saliva di antara kedua bibir itu menyatu, namun keduanya tidak merasa jijik sama sekali. Ciuman yang lumayan terasa panas namun nyaman itu dilepaskan sebentar oleh Jungkook. Membuat Taehyung sedikit kecewa saat tautan dan lumatan di bibir keduanya terhenti.
“Bayi beruang nakal sekali, tadi menggigit-gitit bibirku. Siapa yang mengajarkan kamu begitu, hum?” ledek Jungkook
Taehyung yang baru menyadari tindakannya tadi langsung merasa malu. Dia sembunyikan wajahnya pada dada bidang Jungkook yang masih dibalut kemeja putih.
“Aku tidak sengaja!” jawab Taehyung.
Jungkook tertawa. “Tidak perlu malu dong, aku malah suka saat bayi beruangku sedikit nakal seperti tadi. Haha.”
Jawaban Jungkook semakin membuat Taehyung malu dan berakhir dengan pukulan-pukulan kecil yang mendarat di punggungnya.
“Tidak sakit sayang, pukulanmu mah hanya menggelitik saja.”
“Ih, sebaaal. Aku sebal sekali dengan susu pisang!”
“Aku masih ingin mencium kamu, masih ingin memeluk kamu. Masih ingin dicium dan digigiti bibirnya juga. Tapi aku harus mandi dulu, supaya bersih dan wangi. Bagaimana?” tanya Jungkook
Sial, memang Jeon Jungkook alias susu pisang ini senang sekali meledek Taehyung. Hampir setiap kali mereka menghabiskan malam penuh dengan ciuman akan berakhir dengan ledekan si susu pisang raksasa itu. Taehyung kan jadi malunya dobel dobel. Tapi nanti juga dia melupakan rasa malunya ketika bibirnya dan bibir Jungkook saling bertautan.
“Sana mandiii, dasar susu pisang bau! Susu pisang nakal, nanti aku akan laporkan ke Jiminie dan Yoongi hyung.” amuk Taehyung. Kedua tangannya mendorong Jungkook dari atas kasur.
“Nanti kalau kamu melapor kan jadi tidak bisa mencoba nakal bersamaku.”
AaaAaaAAaaa. Taehyung menjerit dalam hati. Bisa-bisanya susu pisang berkata seperti itu tepat setelah sesi ciuman hampir panas mereka?
“Kok kamu kaget? aku mendengar obrolanmu dengan Yoongi hyung waktu di apartemennya. Kamu minta diajari menjadi sedikir nakal, huh. Nakal sekali bayi beruangku. Kalau mau nakal seharusnya kamu bertanya dan minta diajari olehku langsung. Kita kan bisa belajar bersama.”
Setelah itu, satu bantal dengan sarung berwarna putih melayang bebas ke arah wajah susu pisang. Disusul dengan suara teriakan Taehyung yang kini wajahnya sudah dibenamkan ke kasur dan ditutupi bantal miliknya.
Tiga tahun lima bulan menjalin hubungan, lebih dari dua tahun tinggal bersama. Bukanlah waktu yang singkat untuk mereka berdua. Namun Jeon Jungkook tidak pernah melewati batasnya, susu pisang tidak pernah meminta atau mengajak Taehyung melakukan 'hubungan' di luar dari ciuman hampir panas mereka.
Terkadang Yoongi dan Jimin curiga, kedua anak itu hanya berpura-pura lugu saja dan sudah pernah melakukan 'hal itu'. Padahal keduanya jujur. Hubungan mereka masih semurni tiga tahun lalu, saat susu pisang dan Taehyung yang suka malu-malu kucing untuk menggenggam tangan, masih sama ketika pipi Taehyung akan merah setiap kali Jungkook mengecup bibirnya. Jantung keduanya selalu berdebar tidak normal setiap kali menatap mata satu sama lain. Tidak peduli tiga tahun yang lalu atau hari ini, semua itu masih sama.
Banyak hal yang berubah dalam hidup mereka. Susu pisang yang tidak bisa berekspresi tiga tahun lalu, kini sudah pandai menyalurkan ekspresi dari macam-macam emosi. Susu pisang sudah bisa tersenyum kecil dan tertawa, apa lagi jika Taehyung adalah alasannya. Taehyung juga bukan lagi anak laki-laki yang bersembunyi di balik topeng 'baik-baik saja' miliknya. Tidak lagi menjadi anak penuh tawa dengan masa lalu yang begitu penuh misteri dan rasa sakit.
Banyak yang berubah dari diri mereka, namun perasaan pada satu sama lain tetaplah sama. Perasaan mereka tidak pernah berkurang, justru terus berkembang dan tumbuh setiap harinya. Taehyung masih suka merasa malu karena perlakuan manisnya susu pisang. Jungkook masih selalu dibuat gemas oleh macam-macam tingkah Taehyung
Malam itu keduanya terlelap dalam pelukan hangat satu sama lain. Pintu kamar sengaja dikunci, agar Yeontan dan Franklin tidak mengganggu malam hari keduanya yang begitu manis dan hangat. Kulit telanjang tanpa lindungan sehelai kain pun dari keduanya menyatu di dalam selimut.
Tenang saja teman-teman. Susu pisang dan Taetae belum 'melakukan itu', mereka hanya belajar sedikit saja~
Dengan ajaib Taehyung mengiyakan perkataan Jungkook tentang 'belajar nakal bersama'. Membuat Jungkook dibuat hampir terkena serangan jantung saat mendengarnya. Taehyung berkata dia serius dengan tatapan mata lucunya, Jungkook jadi bingung harus merasa senang atau merasa bersalah dengan tawaran nakalnya tersebut.
Keduanya tidak—belum—melakukan itu. Mereka hanya tidur tanpa adanya baju atasan yang melindungi tubuh satu sama lain. Terlelap pulas dalam dunia mimpi yang begitu indah. Terlelap dalam dekapan tubuh orang terkasih yang terasa begituuuu hangat. Pelukan keduanya yang selalu terasa sehangat dan senyaman rumah, karena mereka memang rumah dari satu sama lain.
Suara napas teratur Jungkook dan Taehyung saling beriringan, mengisi kesunyian malam hari di kamar mereka. Jungkook menepati janjinya untuk tidak melepaskan pelukan—begitu pula Taehyung. Wajah Taehyung yang tidur dengan damai bersembunyi di dalam dada Jungkook. Namun, sepertinya bekas-bekas merah keunguan pada leher dan dada Taehyung tidak dapat disembunyikan esok hariiii~
Malam menjelang musim panas Taetae dan susu pisang dilewati dengan pengalaman baru, yaitu: belajar nakal bersama-sama!
. . .
. . .
Author's note:
Halloooo, aku nulis ini di siang hari lebaran kedua. Ujungnya ada konten menjurus nakalnya Taetae dan susu pisang, YA AMPUUUUN. Bayi-bayi aku sudah nakal. Btw, di sini waktunya udah skip ke waktu yang sekarang (2021), berarti tiga udah tiga tahun Taetae dan susu pisang jadian. Ga terasa dua anak itu udah hampir tiga setengah tahun aja, tapi masih selalu maniiiis.
sampai jumpa di oneshot atau one tweet FLAT 202 lainnya. Semoga ini bisa mengobati kerinduan aku dan teman-teman ke dua anak ituuu~
All the Love, Bae.